Wednesday, February 25, 2009

Filosofi Sekolah Olahraga

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila dibandingkan dengan proses pembelajaran mata pelajaran lainnya, proses pembelajaran pendidikan jasmani sangatlah berbeda. Pendidikan jasmani mengajak siswa untuk dapat berkembang sesuai dengan keinginannya, tetapi kenyataan lain dilapangan mengakibatkan pendidikan jasmani menjadi suatu mata pelajaran yang membosankan dan melelahkan serta tidak sesuai dengan konsep dasar pendidikan jasmani itu sendiri. Kenyataan lainnya adalah tidak adanya kesinambungan antara kurikulum yang diajarakan dengan kehidupan nyata anak sehari-hari seperti diungkap oleh Siswoyo menyatakan bahwa pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) yang dirumuskan para ahli kurikulum cenderung eksklusif, sempit, dan terlalu akademis dan terkesan semua peserta didik hendak diarahkan jadi ilmuwan (Suara Merdeka, Kamis, 06 Mei 2004).

Mata pelajaran pendidikan jasmani yang mempunyai alokasi waktu 2 jam pelajaran per minggu, dimana satu jam pelajaran berkisar antar 30 – 40 menit. Alokasi waktu tersebut sangat jelas akan mempengaruhi tujuan dari pendidikan jasmani, sehingga proses pembelajaran tidak dapat mencapai tujuan pendidikan jasmani yang sebenarnya dan tidak dapat memberikan kontribusi maksimal bagi perkembangan anak. Seperti yang diungkap oleh Wiryawan (Pikiran Rakyat, 11 April 2003), bahwa penelitian di Amerika belum lama ini menunjukkan, pembelajaran yang menerapkan kurikulum dengan mata pelajaran terpisah-pisah menjadikan pembelajar kurang berhasil menumbuhkan potensi diri secara maksimal. Kurikulum dengan mata pelajaran terpisah-pisah dalam waktu 50 menit per jam pertemuan menjadi tidak realistik. Para pembelajar kurang mendapat kesempatan mempelajari sesuatu secara mendalam.

Sekolah-sekolah cenderung memberikan alokasi wkatu yang sangat banyak pada mata pelajaran-mata pelajaran tertentu. Pada Sekolah Dasar, hal ini sangat bertolakbelakang dengan perkembangan anak. Kurangnya waktu bagi anak Sekolah Dasar untuk memenuhi hasrat bergeraknya mengakibatkan permasalahan dalam proses pembelajaran mata pelajaran, ketika anak berkeinginan untuk bergerak di dalam kelas yang sedang berlangsung proses pembelajaran, maka anak tidak dapat menahan hasrat bergerak itu yang mengakibatkan proses pembelajaran menjadi “kacau”.

Hal ini merupakan suatu kenyataan yang menjadi tantangan bagi para guru Sekolah Dasar untuk dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi anak seusia Sekolah Dasar. Guru pendidikan jasmani Sekolah Dasar harus mengetahui dan mengerti karekteristik pertumbuhan dan perkembangan anak Sekolah Dasar itu sendiri, kemudian mengerti dan mengetahui strategi pembelajaran yang tepat bagi anak seusia itu. Hal tersebut merupakan nilai tambah, sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar.

Melalui program pendidikan jasmani yang teratur, terencana, dan terbimbing diharapkan dapat tercapai seperangkat tujuan yang meliputi pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial, dan moral spiritual yang optimal. Mengacu pada pentingnya pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut, maka perlu adanya pemahaman tentang pilosopi pendidikan olahraga disekolah pilosopi ini merupakan salah satu landasan yang dapat memberikan bagi guru penjas dalam memberikan aktifitas fisk yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka permasalahan dalam tulisan ini adalah “filosspi pendidikan olahraga disekolah ?”.

C. Tujuan Penulisan

Merujuk pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, sehingga tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah filosopi pendidikan olahraga di sekolah?.

D. Manfaat Penulisan

Pemahaman filosopi ini dapat dijadikan masukan yang berarti bagi guru pendidikan jasmani dan guru mata pelajaran lainnya sebagai salah satu dasar. Diharapkan juga melalui pemahaman ini guru akan lebih kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab dalam mengelola pembelajarannya.

Bab II

Pembahasan

Filosopi Sekolah Olahraga

Pada abad 20 Sekarang ini trend dalam dunia pendidikan lebih kecil, lebih special, dan lebih mengecilkan sekolah. Sebaliknya, negara yang pertama mengasosiasikan olahraga dengan sekolah adalah Amerika serikat yang didukung oleh kebijakan public yang menjadikan sekolah sebagai tempat yang menyediakan kurikulum kurikuler dan ekstrakurikuler yang lebih komperenhensif bagi siswa, serta mampu merangsang kemampuan akademik dan aktivitas non akademik.

Filosopi sekolah olahrga didefinisikan disisni sebagai hal yanglebih konsisten dengan visi sejarah pendidikan masyarakat. Cliford B. Fagan (1963) seorang sekreatis eksekutif federasi nasional asosiasi sekolah olahraga, menjelaskan tentang kepercayaan dan tindakan –tindakan dalam sekolah olahraga yang dikemukakan pada konferensi nilai-nilai dalam olahraga, sebagaimana pula dilaporkan dalam jurnal asosiasi kesehatan, pendidikan jasmani, dan rekreasi Amerika:

Kepercayaan

Pertama, dia percaya bahwa program olahraga nasional secara alami mereflesikan pada pencapaian yang luas, kesehatan fisik nasional. Ketertarikan untuk beraktifitas fisik. dia menerima pendapat bahwa kompetisi mempunyai kontribusi besar bagi kesejahteraan rakyat Inggris melebihi periode waktu yang panjang.

Kedua, dia percaya bahwa dalam kompetisi hal yang penting untuk dikompetisikan adalah skill yang tinggi, rendah, atau gabungan skill tinggi dan rendah. Hasrat untukmenang itu adalah bagus, ketika terjadi usaha yang ektrim untuk mencapai kemenangan maka hasrat ini begitu penting. Dia mempercayai bahwa terdapat perbedaan antara olahraga rekresai dengan olahraga kompetisi dan dia juga mempercayai bahwa kedepan kompetisi di negranya harus diregulasi secara standar.

Ketiga, kta harus menang sesuai dengan perturan-peraturan yang dilakukan dalam kompetisi tersebut, program kompetisi ini harus diadmnistrasi secara baik karena kompetisi dapat memberikan keuntungan pendidikan khususnya pada proses atau usaha dalam kompetisi tersebut

Keempat, dia percaya bahwa program pendidikan oleharaga yang mendalam sangat dibutuhkan khususnya bagi siswa-siswa disekolah menengah (SMP,SMA) karena program olahraga ini memberikan kesempatan yang luas, memberikan pilihan aktivitas mana yang akan dipilih oleh para siswa untuk dia ikuti. Dia percaya bahwa terdapat kebutuhan untuk tim dalam level yang berbeda tidak semua siswa ingin berartisipasi dalam olahraga kompetisi, beberapa siswa tidak mempedulikan bentuk akifitas ini, beberapa orang tidak tertarik bahwa pengorbanan diperlukan jika dia ingin berhasil.

Kelima, kami percaya bahwa sportivitas adalah tujuan yang ingin diraih kedepan. Secara umum sportivitas dapat diterima apabila kita bermain sesuai dengan aturan permainan. Ada 3 standar sportivitas yaitu; apabila kita bermain harus bermain sesuai dengan aturan yang berlaku, apabila menang, kamu jangan merayakannya dengan berlebihan; apabila kamu kalah jangan membuat alibi,

Akhirnya, kami percaya bahwa nilai-nilai individu dan social dapat diraih melalui olahraga kompetisi akan tetapi tujuan tersebut tidak akan capai secara ototmatis, untuk mencapai tujuan tersebut sangat tergantung pada aspek kepemimpinan.

Aksi-aksi (actions)

Hal pertama yang kami lakukan adalah kami memproteksi program intersekolah dalam program individual, kami melakukannya dengan cara: membatasai sesi (musim), aturan, usia, pembatasan nomor-nomor permainan, dsb.

Kedua adalah promosi,

Ketiga adalah latihan, kami percaya bahwa program yang efisien dalam melatih olahraga adalah disekolah dan kami juga percaya bahwa kami melatih dengan efektif. Disamping itu, kami juga melatih para official yang dihubungkan dengan aturan. karena kami mempercayai bahwa official yang baik data mengurangi insiden yang tidak sportif.

Keempat, kami mengklasifkasikan

Kelima, kami bekerjasama dengan aspek-aspek lain program sekolah

Akhirnya kami bekerja untuk menanamkan nilai-nilai pribadi dan social, memeberikan pemahaman bahwa hal tersebut dapat diperoleh melalui usaha masksimum dan ini membutuhkan pengorbanan.

Aturan

Penekanan keenam kepercayaan dan keenam tindakan yang disampaikan oleh Mr. Fagan tersebut adalah pada tujuan penididikan olahraga di sekolah yaitu: 1) untuk menolong meraih tujuan sekolah dan mendidik siswa; dan 2) menolong siswa mempelajari keterampilan-keterampilan hidup. Seperti berusaha bekerja keras (dedikasi dan disiplin), bekerjasama tim (pengorbanan), dan fairplay (etika dan integritas).

Olahraga merupakan salah satu bagian integral dalam kurikulum sekolah dan merupakan bagian paling esensial dalam mendidik siswa. Olahraga kompetisi dalam pendidikan sekolah adalah sebagai alat bantu bagi sekolah dalam menolong untuk memotivasi siswa, dan meraih sukses antara dikelas dan dikehidupaj nanti.

Filosopi Olahraga

Masyarakat amerika menempatakan prioritas tertinggi dalam kesempurnaan individu. Kesempurnaan ini lebh dekat pada tantangan, dan lingkungan kompetisi. Kompetisi telah menjadi alat ukur kesempurnaan bagi masyarakat Amerika baik itu dalam dunia bisnis, pendidikan, masupun olahrga. Pendidikan olahraga dalam rangka mencapai kesempurnaan jangan dijadikan sebab untuk menciptakan atmospir kompetisi yang sangat tinggi dan intensif karena hal ini akan menjadi counter produktif . olahraga harus disediakan dalam jumlah yang banyak bukan sedikit. Segala sesuatunya harus dibuat supaya siswa dapat berpartisipasi dan berbagi dalam olahraga.

Program olahraga dsekolah harus dihubungkan dengan kesejahteraan sebagai salah satu aturan, segala usaha yang dilakukan harus dibuat berdasarkan partisipasi siswanya. Semua aktivitas olahraga di sekolah harus dikoordinasikan dengan program pembelajaran umum dan harus harmonis dengan semua tujuan dan tujuan-tujuan program sekolah secara total.

Tujuan-Tujuan Olahraga

Program pendidikan olahraga harus mempunyai tujuan-tujuan jika hal ini ingin bermakna. Tujuan-tujuan ini harus dapat diaplikasikan pada semua level. Tujuan-tujuan pendidikan olahraga ini harus konsisten dengan pilosopi atau tujuan pendidikan sekolah.

Program pendidikan olahraga didedikasikan untuk mencapai tujuan sebagai berikut:

  1. menyediakan semua atlet dengan pengajaran dan pelatihan individu terbaik;
  2. menyediakan semua atlet dengan fasilitas dan perlengkapan yang terbaik;
  3. menyediakan kesempatan bagi atlet untuk berpartisipasi dalam intrakurkuler terbaik
  4. Menyediakan kesempatan untuk semua supporter untuk identifikasi dengan dan untuk mendukung tim olahrga seklah mereka;
  5. menyediakan kesempatan bagi semua atlet untuk tumbuh secara fisik, emosional, dan spiritual melalui partisipasi dalam program olahraga.

Tujuan-tujuan partisipasi olahraga

Tujuan utama partisipasi olahraga dapat menjadikan semua atlet menjadi warga yang lebih efektif dalam masyarakat yang demokratis:

  1. Belajar Timwork (kerjasama Tim), bekerja dengan oranglain dalam masyarakat demokratis, seseorang harus mengembangkan disiplin dirinya, respek, semngat kerja keras dan pengorbanan
  2. Belajar untuk Sukses, masyarakat begiru kompetitif olehkaena itu kita tidak akan selalu menang akan tetapi kita akan sukses ketika kita berusaha untuk melakukan secara continue.
  3. Belajar untuk menjadi olahraga yang hebat, kita harus belajar untuk menerima kesuksesan dan kekalahan. hasrat sukses harus tetap kita pelihara dalam pikiran kita, akan tetapi apabila kita kalah ketahuilah bahwa kita telah berusaha dengan baik. Kita haurs selalu berusaha secara terus menerus untuk melatih orang lain sebagaimana mereka melatih kita. Melalui partisipasi dalam olahraga kita harus mengembangkan sifat social secara positif. Sifat tersebut seperti control emosi, kejujuran, kerjasama, dan kebersamaan
  4. belajar menyenangi olahraga banyak atlett yang berpartisipasi dalam olahraga dengan berbagai alas an, periode ini kami harapkan menjadi periode yang menyenagkan dalam kehidupan para siswa dan mengapresiasi penghargaan individu.
  5. Belajar kebiasan hidup sehat, menjadi atau atau arga Negara yang mempunyai kontribusi haruslah mempunyai derjat kebugaran yang tinggi, oleh karena itu derajat in akan tercapai apabila kta melakukan latihan fisik dan mempunyai kebiasaan hidup sehat. Partisipasi anda dlam olahraga harus mendemonstrasikan akan pentingnya kebiasaan hidup sehat.

Membedakan Karakteristik

Program olahraga dalam intrakurikuler yang disponsori sekolah harus dibedakan dari program olahraga masyarakt luar sekolah melalui empat isu kemana attensi olahraga intrakurikluer itu diberikan. Isu tersebut antara lain: beasiswa( mendukung misis akademk sekolah), sportivitas (lngkungan kompetisi), keselamatan (memperomosikan kesehatan fisik melalui partisipasi olahraga), dan cakupan program-program ( mempertahankan batasan penghargaan, musim, dan aktfitas –aktifitas yang konsisten dengan fungsi utama sekolah yaitu penddikan).

Pendidikan olahraga disekolah menyediakan sebuah “jendela pendidikan”. Apabila sekolah memberika atensi khusus pada beasiswa, sportivitas, keselamatan, dan cakupan program olahraga, lalu public akan dapat lebih fair tidakhanya pada filosopi olahraga disekolah adalah kesehatan, akan tetapi lebih tepatnya pada pendidikan sekolah.

BAB III

PENUTUP


A.
Kesimpulan

Filosopi adalah landasan berpikr yang dapat dikembangkan oleh para guru Sekolah sebagai upaya untuk mencapai tujuan dari pendidikan yaitu manusia utuh. Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa anak-anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan pada seluruh aspek, sehigga diperlukan suatu pilosopi olahrga disekolah yang dapat mencakup itu semua. Pemahaman pilosopi sekolah olahraga memungkin untuk terlaksananya pembelajaran yang efektif dan efisien terutama untuk pendidikan jasmani yang selama ini masih dianggap lebih rendah dibanding dengan mata pelajaran yang lain. Memadukan pendidikan jasmani dengan mata pelajaran lain terutama di Sekolah Dasar merupakan suatu usaha untuk mensejajarkan pendidikan jasmani dengan mata pelajaran lainnya.

B. Saran-Saran

Para guru pendidikan jasmani di Sekolah diharapkan dapat lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajarannya. Filosopi olahraga disekolah ini juga diharapkan dapat diadopsi sebagai salah satu pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolahnya masing-masing. Hal ini dikarenakan pendidikan jasmani itu sendiri mempunyai andil yang besar dalam membentuk anak didik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Aspek-aspek inilah yang harus selalu dijunjung tinggi oleh para guru pendidikan jasmani agar, anak didikanya dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan anak itu.

Daftar Pustaka

http//.www. MHSAA library.com// (2008) – Philosophy of sport. Aphilosophy of School Sports: United State Amerika

Pikiran Rakyat, kelemahan pendidikan jasmani, edisi11 April 2003

Suara Merdeka, pendidikan jasmani, edisi Kamis, 06 Mei 2004

1 comment:

  1. ?? SENIQQ AGEN JUDI POKER ONLINE TERPERCAYA ??
    Ayo segera bergabung bersama kami di SENIDOMINOQQ.com
    ?????????????????????????????
    Rasakan sensasinya bermain 7 permainan hanya mengunakan 1 akun/ID
    Hanya dengan modal Rp20.000 kamu sudah bisa bermain permainan populer yang tersedia di seniqq
    ?POKER
    ?DOMINO
    ?CAPSA
    ?ADUQ
    ?BANDARQ
    ?B.POKER
    ?SAKONG
    Dapatkan berbagai bonus dari seniqq
    ?? Bonus cashback 0.3 % (Setiap hari senin)
    ?? Bonus Referensi 20% (Seumur hidup)
    Pelayanan yang kami sediakan di SeniQQ
    24 jam customer service yang siap melayani anda
    Transaksi Depo/WD super cepat
    100% player VS player (No Robot)
    Support Bank Lokal Indonesia (BCA, MANDIRI, BNI, BRI & DANAMON)
    Join Now :
    - Whatsapp : +85599495433
    - PIN BB : 561A1388
    - LINE : seniqqcs1
    - WECHAT : seniqqcs1
    - Skype : Seniqq.cs1

    ReplyDelete